Kamis, 20 Oktober 2011

E Mail...


Suara teriakan anak – anak terdengar, saat lonceng di tabuh oleh pak misdin, guru piket hari itu. Para gurupun mulai berkumpul di ruang guru, mereka sibuk memesan makanan siangnya, Awi yang saat itu menemani ku ngobrol, dia bercerita tentang pulau yang ada di sebrang kota singkawang. Guru satu ini memang sering mengantarkan orang

untuk menikmati liburan disana, disamping sebagai guru ia juga guide.
Ketika saat asyik ngobrol, tiba – tiba hp ku berdering, memecah suasana.
“Hallo…, iye bang...” Aku memulai percakapan
“Dimana”?.., Tanya Bang Subro
“di madrasah bang… ada apa ya…?”
“saya ga bisa hadir acara united nations”
“terus gimana bang?...” Tanya ku penasaran.
“ kamu aja yang berangkat, gimana?”
Bang subro pun menjelaskan bahwa kesibukannya ga bisa ditinggalkan, dengan perasaan tidak percaya aku pun meng iyakan tawaran bang Subro.
“oke segalanya akan ku urus, pean tinggal berangkat ” Bang Subro menyakin kan ku.
“siap bang… nanti sore saya temui abang”
Aku pun bergegas untuk mengemaskan barang – barang yang berserakan di meja kerja ku.
Jam di dinding menujukkan pukul 13.07, sesaat tiba dirumah, aku pun menceritakan semuanya pada my beloved, sore ini aku harus terbang ke Jakarta, ini penting dalam sejarah hidup ku, aku menjelaskan.
Ya… acara yang akan digelar pada tanggal 20 dan 21 Oktober ini memang pengalaman baru dalam sejarah hidup ku. Work shop yang di adakan oleh United Nation ini sungguh di luar dugaan ku.
Bagaimana tidak, ketika Bang Subro menyampaikan info dua minggu sebelumnya membuat semangat ku akan perdamain di bumi khatulistiwa semangkin mendapat perhatian dari dunia luar, namun kegembiraan itu tidak berlangsung lama.
Setelah mendapatkan info dari bang Subro, bahwa pihak panitia telah mengirimkan udangan lewat email ku yang ga bisa di akses. Seketika itu akupun tertunduk lesu, marah… tapi pada siapa akau harus marah?.
Tidak kurang dari satu jam dari pemberitahuan bang Subro, Mas Andreas mengirimkan email pada ku.
 “Izam,…Mbak Fiqoh kasih saya alamat baru email Anda. Mumpung masih baru, saya usul, sebaiknya pakai nama lengkap. Misalnya, qomaruzzaman.izam@gmail.com agar orang mudah mengingat. Kita lebih memerlukan orang banyak daripada orang banyak memerlukan kita. Karena itu jangan menciptakan email yang sulit diingat orang. Baik email lama maupun baru Anda susah diingat. 

Saya menulis email ini untuk mengatakan bahwa baru saja saya rekomendasikan Subro dan Anda ikut workshop United Nations soal genocide. Namun mereka bilang Anda tak menjawab. Saya kira hanya Subro yang menjawab. Acaranya akan diadakan akhir Oktober di Jakarta. Sayang sekali kok pas email Anda lagi masalah ada undangan tsb. Terima kasih.”   

Mendapatkan informasi seperti itu, langsung tersentak  perasaan jengkel ku, ini adalah kesalahan terbesar yang pernah akau buat, namun pada siapa aku harus marah ini semua kesalahan ku…
saya sadar semua akn membawa hikmah, dan berkat ketulusan dari Bang Subro aku akhirnya berangkat dan ketemu para delegasi dari United Nation  Nation Unies. 
semoga apa yang saya sampaikan pada pertemuan selama dua hari itu, mengubah dan melihat orang madura bukan hanya pada sisi jeleknya namun, pada hal-hal yang positif. 

2 komentar:

Posting Komentar